Minggu, 02 September 2012

Matikanlah HP Anda Di Pesawat

Kenapa sih kita harus matiin HP waktu naik pesawat? mungkin pertanyaan ini kadang terlintas dibenak kita. ternyata larangan itu bukan tanpa dasar dan asal-asalan.




Ketika naik pesawat, Anda akan diminta mematikan ponsel, laptop, iPad, iPod, eReaders, dan perangkat elektronik lainnya. Sebenarnya, dapatkah ponsel benar-benar menimbulkan ancaman keselamatan di pesawat? Pernahkah kita bayangkan, kecelakaan pesawat diantaranya disebabkan oleh alat elektronik yang kita punya tanpa kecuali ponsel (telepon seluler). Menurut informasi dari ASRS (Aviation Safety Reporting System)-punya Amerika sono, ponsel berpengaruh pada keselamatan penerbangan. Banyak kasus kecelakaan pesawat diakibatkan kecerobohan penggunaan ponsel. Contohnya Kebisingan pada headset para penerbang serta terputus-putusnya suara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik.

Hal ini karena kerja pesawat banyak bergantung pada gelombang radio. Sebut saja fungsi komunikasi dengan menara kontrol, navigasi, dan pengaturan udara di dalam kabin. Gangguan gelombang radio yang berasal dari ponsel bisa saja mengacaukan fungsi-fungsi ini dan dapat berakibat fatal.

Pemakai ponsel mungkin tidak menyadari bahwa dalam keadaan standby pun ponsel tetap dapat memancarkan sinyal elektromagnetis. Untuk diketahui, ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sinyal ini berfungsi untuk memberitahu komputer di jaringan telepon selular bahwa ponsel dalam keadaan aktif. Sinyal itu akan semakin kuat ketika pemancar di BTS (Base Transceiver Station) “berkomunkasi” dengan ponsel untuk menyampaikan panggilan atau mengirimkan pesan singkat (SMS). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak kurang lebih 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah ponsel aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta ). Padahal setelah pesawat tinggal landas dan mendekati cruising altitude, ponsel tidak akan dapat berfungsi karena jarak dan BTS ke pesawat terlalu jauh. Selain itu, pesawat bergerak teralu cepat sehingga sebelum ponsel terdeteksi dan terdaftar di salah satu sel jaringan ponsel, ia sudah meninggalkan area jaringan tersebut bersama laju pesawat. Akibatnya ponsel yang aktif akan terus menerus memancarkan sinyal elektromagnetis yang beresiko mengganggu berbagai peralatan penerbangan.

Ada pengecualian untuk alat bantu dengar, perekam suara portabel, alat pacu jantung, dan alat cukur listrik karena mereka tidak mengeluarkan sinyal yang mungkin mengganggu sistem pesawat. Ternyata dari larangan tersebut sinergi antara frekwensi HP yang kebetulan sama dengan frekwensi mesin turbin pesawat ini dapat berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.



Tidak hanya itu, berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat:
1. Arah terbang melenceng
2. Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu
3. Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar
4. Gangguan sistem navigasi
5. Gangguan frekuensi komunikasi
6. Gangguan indikator bahan bakar
7. Gangguan sistem kemudi otomatis



Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer dapat diakibatkan oleh CD & game Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) dapat diakibatkan oleh gameboy Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Dengan melihat daftar gangguan diatas kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun ada kemungkinan yang cukup besar terjadinya gangguan akibat penggunaan ponsel.

Rakyat kita ini memang High class.. Handphonenya Mahal, Transportasi pake pesawat. Tapi bodohnya gak ketulungan. Ada yang gak tau kenapa larangan itu dibuat, ada yang tau tapi tetap gak peduli. Orang indonesia harus selalu belajar dengan cara yang keras. Seperti kita tahu di Indonesia, Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan,langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan. Para “pelanggar hukum” itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, disamping merupakan gangguan (nuisance)terhadap kenyamanan orang lain..

Dapat dimaklumi, mereka pada umumnya memang belum memahami tatakrama menggunakan ponsel, disamping juga belum mengerti bahaya yang dapat ditimbulkan ponsel dan alat elektronik lainnya terhadap sistem navigasi dan kemudi pesawat terbang. Untuk itulah ponsel harus dimatikan, tidak hanya di-silent

Dalam mambaca tulisan, perlu kita cermati dengan baik dan dengan pikiran positif agar tidak salah mengerti. Beberapa mungkin berkomentar mengatakan bahwa frekuensi hp dan pesawat berbeda, memang betul, tapi coba dibaca baik2 tulisan ini:
“Seorang Jerman yang bekerja di pabrik turbin pesawat menjelaskan bahwa apabila frekwensi HP dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.”
Disitu ada kata apabila dan kebetulan. Yah sama saja dengan: apabila Anda menelpon dipesawat dan kebetulan frekuaensinya ngak mengganggu, maka Anda akan dengan bangga mengatakan bahwa informasi ini tidak benar. Tapi bagaimana kalau kebetulan frekuensinya sama dan mengganggu pesawat lalu jatuh, maka bukankah Anda tidak punya kesempatan lagi untuk menulis di blog ini bahwa informasi ini benar?

Dari fakta-fakta di atas itu menunjukkan betapa ponsel sangat berbahaya digunakan di dalam pesawat ketika bergerak di darat dan udara. Masihkah ada keinginan bagi kita sekedar say hello kepada kerabat, kawan, kolega dan kekasih kita tetapi menjadi "salam" yang terakhir untuk orang-orang yang kita cintai? Sebagai mahluk modern, sebaiknya kita ingat bahwa pelanggaran hukum adalah juga pelanggaran etika. Tidakkah kita malu dianggap sebagai orang yang tidak peduli akan keselamatan orang lain, melanggar hukum, dan sekaligus tidak tahu tata krama? Bijaksanalah kita menggunakan ponsel kalau kita masih ingin disebut manusia modern yang beradaban. Berikanlah penjelasan bagi saudara-saudara kita yang masih belum menyadari pentingnya mematikan ponsel sebelum keluar dari badan pesawat.

Hidup adalah investasi kita, janganlah mati hanya karena lupa memencet tombol "off" pada ponsel Anda ketika berada dalam pesawat. Marilah kita sama-sama lebih baik mencegah daripada mengobati. Semoga kita bisa lebih bijak lagi. Sekiranya bila kita naik pesawat, matikan dan lupakan ponsel barang sejenak begitu akan masuk ke pesawat, bersabarlah sebentar, jangan buru-buru menyalakan kembali ponsel sampai Anda melangkah keluar pesawat. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang. Semoga suatu hari rakyat kita bisa sedikit lebih pintar.

sumber1 sumber2 sumber3 sumber4 
gambar: googling

Ini draft udah tak siapin sekitar bulan april, waktu itu pas moment baru kakak saya nikahan di Palembang (keluarga kami di Jogja). Jogja-Palembang naik pesawat lah jadinya kami, kalo naek bis capek di jalan plus saya mbolosnya kelamaan. Rute penerbangannya harus transit di Jakarta dulu, jadi total 4 pesawat dalam seminggu itu. Selama beberapa kali naik pesawat itulah akhirnya saya agak excited bwat cari tau, “kenapa sih kita harus matiin HP waktu naik pesawat?” nha hasil browsing sana sini kekumpulah tulisan ini. April sebenernya ni tulisan udah setengah jadi, tapi karna dapet musibah n sibuk dengan agenda kantor maka ni tulisan baru sempat keposting sekarang :D

1 komentar: